Makalah
PENDIDIKAN DAN MASA DEPAN
PEMBANGUNAN NASIONAL 

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dasar-dasar Pendidikan
Jurusan:
Tarbiyah/PAI-1
Disususn oleh:
Rudini Harto
NIM : 11.2.3.012
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) MANADO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
arti sederhana Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang
diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa.[1]
Pembangunan
Nasional berarti suatu proses perubahan structural kehidupan bernegara
kebangsaan, yang tercakup di dalam structural politik dan pertahanan keamanan,
struktur ekonomi, serta struktur tata masyarakat dan budaya yang. bertujuan
mencapai Negara kesatuan yang
berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila, yang
mampu:
a. Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b.
Memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.[2]
Dengan
melihat pengertian pendidikan dan pembangunan nasional di atas oleh karena itu
dalam makalah yang sederhana ini akan membahas lebih mendalam lagi tentang pendidikan dan masa depan pembangunan
nasional.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian latar belakang di atas
dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
pengertian pendidikan nasional ?
2. Apa
fungsi dan peranan hasil pendidikan ?
3. Apa
pengertian pembangunan nasional ?
4. Apa
peranan manusia dalam pembangunan ?
5. Bagaimana
esensi pendidikan dan pembangunan serta titik temunya ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Nasional
Dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 dalam pasal 1 menyatakan
bahwa Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang, sedangkan pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.[3]
Ø Karakteristik
Pembangunan Pendidikan
a.
Pembangunan pendidikan
adalah pembangunan manusia seutuhnya. Pembangunan
pendidikan adalah pembangunan sumberdaya manusia secara optimal yang bermanfaat
bagi kepentingan individu dan menunjang pembangunan sector-sektor kehidupan
lainnya.[4]
b.
Pembangunan pendidikan
berpusat pada pembangunan operasional dalam bentuk kegiatan belajar mengajar,
yang ditunjang oleh pembangunan transformasi pengelolaan pendidikan ditingkat
pusat, wilayah dan sekolah-sekolah yang membangun komponen-komponen pendidikan,
yang antara lain berupa pembangunan: peraturan perundang-undangan kependidikan,
kurikulum pendidikan untuk semua jenis satuan pendidikan, sarana dan prasarana
pendidikan, teknologi pendidikan, dana pendidikan, tenaga kependidikan.
c.
Pembangunan pendidikan
adalah pembangunan pelayanan umum yang provisional atau yang tepat dan
menyenangkan atau memberi kepuasan kepada para pelanggannya, dalam hal
pengembangan keseluruhan kemampuan secara optimal dan bermanfaat bagi hidup.
d.
Pembangunan pendidikan
merupakan pembangunan yang memerlukan waktu yang panjang berkesinambungan, paling
tidak satu generasi untuk dapat melihat hasil-hasilnya secara utuh.[5]
e.
Pembangunan pendidikan
menghasilkan orang-orang yang terdidik atau orang-orang terpelajar yang
biasanya disebut mencapai kedewasaan. Tanda kedewasaan terlihat pada kedewasaan
fisik, kedewasaan intelektual, kedewasaan sosial, kedewasaan emosional, kedewasaan
kerja, kedewasaan moral dan menghasilkan orang-orang terdidik.[6]
B. Fungsi dan Peranan
Hasil Pendidikan
a. Fungsi Pendidikan
Umumnya
1)
Konversi
atau pewarisan peradaban masa lampau
a)
Pendidikan mewariskan peradaban masa lampau, karena melalui orang-orang yang
terdidik, kehidupan masa lampau dipertahankan, sehingga peradaban masa lampau
tidak disia-siakan atau digunakan.Fragmen-fragmen karya dan pengalaman masa
lanempau dihimpun dan diajarkan kepada generasi penerus, sehingga peradaban
masa lampau tidak hilang dalam kehidupan sekarang.[7]
b) Pendidikan sebagai usaha sadar, membantu
generasi muda mempergunakan kekayaan yang ada dalam peradaban lama dalam bentuk
ilmu, seni dan cita-cita, sebagai isi bahan ajar yang disampaikan. Dengan
demikian, pendidikan memungkinkan peradaban masa lampau diakui keberadaannya,
dan tidak menjadi “Harta Karun” yang tersia-siakan. Di samping itu pendidikan
mencoba meneruskan peradaban masa lampau kepada generasi muda yang mencoba
merekamnya. Pendidikan melestarikan peradaban lama sehingga tidak punah dan
hidup di bawa oleh generasi muda. Generasi muda sebagai pembawa peradaban masa
lampau berfungsi sebagai penyimpan khazanah peradaban lama, pengguna peradaban
lama, dengan cara mengekspresikannya dalam bentuk perbuatan atau karya budaya,
penyebar peradaban lama.[8]
2)
Preservasi
atau pemeliharaan peradaban masa lampau.
Pendidikan melindungi
masyarakat dengan cara menyumbangkan kemampuan mengendalikan diri pada
orang-orang yang menjadi anggota dan mengikat kesadaran mereka dengan
lembaga-lembaga sosial, hukum dan tata tertib. Ada tiga alasan mengapa
pendidikan dapat melindungi masyarakat:
a. Para
pemikir dari pembangunan masyarakat mempunyai sikap positif tentang peranan
pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
b. Pendidikan mempunyai peranan melindungi
masyarakat dari kejahatan.
c. Tuntutan
masyarakat terhadap pendidikan turut serta menyebarkan kebajikan-kebajikan yang
berlaku dalam masyarakat.
3)
Pengembangan
Peradaban masa mendatang
Pendidikan
tidak hanya berfungsi mewariskan peradaban lama, tetapi dapat pula
menyumbangkannya melalui karya-karya orang terdidik melalui sekolah dan
lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Orang terdidik secara potensial bukan hanya
dapat mengekspresikan peradaban yang ada, tetapi juga menciptakan unsur-unsur
peradaban baru, yang antara lain dipelopori oleh Copernicus, Galileo, dan
Newton. Ilmu dan Teknologi merupakan salah satu ciri peradaban baru yang
mempunyai pengaruh sanagat besar dalam membentuk pola pikir kehidupan manusia
modern.[9]
b.
Peranan
Pendidikan dalam Pembangunan
Peranan
pendidikan dalam pembangunan adalah sebagai berikut:
1)
Mengembangkan Teknologi
Baru
Hasil
pendidikan adalah orang terdidik yang mempunyai kemampuan melaksanakan
penelitian dan pengembangan yang dapat menghasilkan teknologi baru.
Lembaga-lembaga penelitian dan pengembangan seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia, Badan-badan penelitian dan Pengembangan di setiap departemen, dan
sebagainya, orang-orang terdidik hasil pendidikan bekerja, dan menghasilkan
berbagai teknologi baru.[10]
2)
Menjadi Tenaga
Produktif dalam Bidang Konstruksi
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan, juga masuk dan aktif bekerja di bidang konstruksi
yang menghasilkan rancang bangun berbagai macam pabrik perusahaan. Dari
pabrik-pabrik dan perusahaan-perusahaan ini akan menghasilkan berbagai barang
kebutuhan hidup dan jasa.
3)
Menjadi Tenaga
Produktif yang Menghasilkan Barang dan Jasa
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan menjadi pula masukan dalam pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan, sebagai tenaga kerja produktif yang memproses produksi
barang-barang kebutuhan hidup dan jasa. Dengan demikian, adalah penghasil
barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.[11]
4)
Pelaku Generasi dan
penciptaan Budaya
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan tidak hanya merevisi kebudayaan masa lampau, tetapi
juga sekaligus individu-individu atau kelompok-kelompok individu yang melakukan
perbaikan-perbaikan dan penciptaan-penciptaan unsur budaya baru berdasarkan
budaya lama yang telah dimilikinya. Mereka inilah yang memelihara dan
memperbaiki nilai-nilai budaya dalam masyarakat.
5)
Konsumen Barang dan
Jasa
Orang-orang
terdidik hasil pendidikan merupakan generasi baru yang yang mengkonsumsi
barang-barang dan jasa yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan
perusahaan-perusahaan. Sebagai konsumen, mereka merupakan konsumen yang lebih
banyak jenis kebutuhannya serta lebih kritis dalam menggunakan barang-barang
keperluan hidup dan jasa, apabila dibandingka dengan orang-orang yang
tidak/kurang terdidik.[12]
Pembangunan Nasional
1.
Batasan
Sumitro
Djojohadikusumo menyatakan: ”Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan
structural dalam perimbangan-perimbangan ekonomi yang terdapat dalam
masyarakat.”Pembangunan ekonomi berarti suatu proses perubahan struktur produksi(pendapatan nasional), struktur penduduk dan mata pencaharian (lapangan kerja) dan struktur lalu lintas barang jasa dan modal dalam hubungan
internasional.[13]
2.
Tujuan (Masyarakat Masa
Depan)
Pembangunan
kehidupan Negara kebangsaan Indonesia atau pembangunan nasional Indonesia pada
akhirnya harus bertujuan mencapai Negara
kesatuan yang berkedaulatan rakyat serta adil dan makmur berdasarkan Pancasila,yang
mampu:
c. Melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dara Indonesia.
d. Memajukan
kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan
social.
3.
Strategi Pelaksanaan
Pencapaian
tujuan akhir pembangunan nasianal Indonesia dilakukan dengan jalan melaksanakan
serangkaian usaha pembangunan yang berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan
bernegara kebangsaan yang berdasarkan Pancasila.[14]
Rangkaian
upaya pembangunan tersebut dibagi dalam tahap-tahap pembangunan jangka panjang
selama 25 tahun,dan setiap pembangunan jangka panjang dibagi dalam lima tahap
pembangnan jangka pendek yang berlangsung selama lima tahun.Strategi basar
pembangunan nasional Indonesia,selama kurang ledih 30 tahun, baik jangka
panjang maupun jangka pendek ,bertumpu pada pembangunan ekonomi yang terkait
dengan pembangunan bidang-bidang lainnya.
4.
Karakteristik
Pembangunan nasional
merupakan:
- Bentuk
pengamalan Pancasila.
- Pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.
- Dilaksanakan
secara berencana, meyeluruh, terpadu, terarah, bertahap, dan berlanjut. untuk
memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang
sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju.
- Pembangunan
dari,oleh dan untuk rakyat
- Trilogi
Pembangunan, yaitu: pertumbuhan ekonomi,pemerataan,dan stabiltas nasional.[15]
5.
Asas
Terdiri dari:
- Kemampuan
dan ketakwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Manfaat
- Demokrasi
Pancasila
- Adil
dan Merata
- Keseimbangan,
keserasian, dan Keselarasan dalam Perikehidupan
- Hukum
- Kemandirian
- Kejuangan
- Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.[16]
6. Kedudukan
Pembangunan Pendidikan
a. Pembangunan pendidikan mencakup tujuh
bidang yaitu:
- Bidang
Ekonomi
- Bidang
Kesejahteraan Rakyat,Pendidikan,dan Kebudayaan
- Bidang
Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
- Bidang
Ilmu Pengetahuan dan Tegnologi
- Bidang
Hukum
- Bidang
Politik,Aparatur Negara,Penerangan Komunikasi dan Media Masa
- Bidang
pertahanan dan Keamanan.[17]
b. Peranan
Pembangunan Nasional
Peranan pembangunan
mempunyai peran sebagai berikut:
1. Payung
Pembangunan Pendidikan Nasional, yang berfungsi menjadi salah satu pembatas lingkungan Pembangunan
Pendidikan Nasional, dan parameter atau tolak ukur kontribusi keberhasilan
fungsi Pembangunan Pendidikan Nasional terhadap pembangunan Nasional.
2. sumber yang
memberikan masukan pada Pembangunan Pendidikan Nasional berupa hasil-hasil
pembangunan dari sektor-sektor yang lainnya, yang diterima oleh Pembangunan
Pendidikan Nasional, berupa: informasi, energi, dan bahan-bahan.[18]
D.
Peranan Manusia dalam Pembangunan
1. Manusia sebagai produsen
Manusia dalam pembangunan dapat berperan sebagai masukan
dalam pembangunan dan berperan sebagai produsen, yaitu orang-orang yang secara
langsung atau tidak langsung menggerakkan proses produksi dalam pabrik-pabrik, perusahan-perusahan,
dan lembaga-lembaga social budaya, yang bersifat keagamaan, keilmuan, pendidikan,
kesenian dan sebagainya. Sebagai produsen mereka berperan sebagai:
a.
Pencipta
rancang bangun atau gagasan-gagasan baik yang
bersifat cita-cita maupun teknologi baru.
b.
Pengelola
operasi-operasi yang terjadi di prabik-pabrik, perusahaan-perusahaan, dan
lembaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan keamanan, dan sebagainya. Sehubungan
dengan hal ini mereka berperan sebagai:
- Perencana operasi-operasi
yang berlangsung dipabrik-pabrik,perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga
social,budaya,politik,pertahanan dan sebagainya.
- Pemimpin operasi-operasi
yamg berlangsung di pabrik-pabrik,perusahan-perusahan,dan lembaga-lembaga
social budaya,politik,pertahanan,dan sebagainya.
- Pengawas operasi-operasi yang berlangsung di
pabrik-pabrik, perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga sosial budaya,
politik, pertahanan, dan sebagainya.[19]
c.
Pelaksana
operasi-operasi yang terjadi di pabrik-pabrik perusahaan-perusahaan dan
lemabaga-lembaga sosial budaya, politik, pertahanan, dan sebagianya. Mereka
berperan sebagai:
- Tenaga kerja teknis administrative yang
menunjang pelaksanaan operasi dipabrik-pabrik, perusahan-perusahan, dan lembaga-lembaga
sosial budaya, politik, pertahanan dan sebagainya.
- Tenaga kerja teknis operasional, yang
memproduksi barang-barang atau jasa-jasa dihasilkan di pabrik-pabrik, perusahan-perusahan
atau lembaga-lembaga social budaya, politik, pertahanan dan sebagainya.
2. Manusia sebagai Konsumen
Manusia dalam pembangunan
dapat pula berperan sebagai konsumen dari hasil-hasil pembangunan. Mereka
berperan sebagai:
- Pengguna atau penikmat hasil-hasil pembangunan, baik yang berupa barang
–barang kebutuhan hidup maupun jasa.
- Penilai mutu hasil-hasil pembangunan ,baik yang berupa
barang-barang kebutuhan hidup dan jasa.[20]
E. Esensi Pendidikan dan Pembangunan Serta Titik Temunya
Pembangunan lazimnya diasosiasikan
dengan pembangunan ekonomi dan industri yang selanjutnya diasosiasikan dengan
dibangunnya pabrik-pabrik, jalanan, jembatan sampai kepada pelabuhan, alat-alat
transportasi, komunikasi, dan sejenisnya.
Seperti yang dinyatakan dalam GBHN,
hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia. Pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa yang menjadi tujuan akhir pembangunan adalah
manusianya, yaitu dapatnya dipenuhi hajat hidup, jasmaniah dan rohaniah,
sebagai makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk religius, agar dengan
demikian dapat meningkatkan martabatnya selaku makhluk.
Jika pembangunan bertolak dari
sifat hakikat manusia, berorientasi kepada pemenuhan hajat hidup manusia sesuai
dengan kodratinya sebagai manusia maka dalam ruang gerak pembangunan, manusia
dapat dipandang sebagai “objek” dan sekaligus juga sebagai “subjek”
pembangunan.
Sebagai objek pembangunan manusia
dipandang sebagai sasaran yang dibangun. Dalam hal ini pembangunan meliputi
ikhtisar ke dalam diri manusia, berupa pembinaan pertumbuhan jasmani, dan
perkembangan rohani yang meliputi kemampuan penalaran, sikap diri, sikap
sosial, dan sikap terhadap lingkungannya, tekad hidup yang positif serta
keterampilan kerja.
Manusia dipandang sebagai “subjek”
pembangunan karena ia dengan segenap kemampuannya menggarap lingkungannya
secara dinamis dan kreatif, baik terhadap sarana lingkungan alam maupun
lingkungan sosial/ spiritual.[21]
Uraian di atas menunjukkan “status”
pendidikan dan pembangunan masing-masing dalam esensi pembangunan serta antar
keduanya.
- Pendidikan
merupakan usaha dalam diri manusia sedangkan pembangunan merupakan usaha ke
luar dari diri manusia.
- Pendidikan
menghasilkan sumber daya tenaga yang menunjang pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menunjang pendidikan (pembinaan, penyediaan sarana, dan
seterusnya).[22]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mempunyai misi
pembangunan. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan,
maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik.
Pembangunan
yang dimaksud baik yang bersasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran
lingkungan sosial karena pembangunan pendidikan adalah pembangunan manusia
seutuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyaharjo,
Redja, Pengantar Pendidikan sebuah studi
awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. II.
Hasbullah,
Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1999), cet. I.
12.
[1] Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), cet. I, hlm. 1.
[2] Redja Mudyahardjo, Pengantar
Pendidikan sebuah
studi awal tentang dasar-dasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di
Indonesia, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2002), cet. II, hlm. 491-492.
[4] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 500.
[5] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 501.
[6] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 501-502.
[7] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 503.
[9] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 505.
[10] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 506.
[11] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 507-508.
[12] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 508.
[13] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 491.
[14]Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 491-492.
[15] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 492.
[16] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 493.
[17]Redja Mudyahardjo., op.cit. hlm. 494.
[19] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm.508-509.
[20] Redja Mudyahardjo., op.cit.
hlm. 510.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar