Senin, 15 Juli 2013

METODE PENELITIAN (KEPEMIMPINAN PEMBINA MA"HAD TERHADAP AKHLAK MAHASISWA ASRAMA STAIN MANADO)

TUGAS  PENELITIAN
“Kepemimpinan Pembina Ma’had terhadap akhlak Mahasiswa asrama stain manado”
Disusun guna memenuhi tugas UAS semester
pada mata kuliah Metode Penelitian
Dosen Pengampu:
Sahari, M. Pd. I.
Junaidi
Disusun oleh:
Rudini Harto madjirung
(NIM : 11. 2.3. 012)
Tarbiyah/PAI 1
Semester IV
logo stain ok

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) MANAD0 2013









BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bersama, lingkungan belajar merupakan suatu faktor kunci yang menentukan lancar tidaknya proses belajar mengajar demi mencapai prestasi yang membanggakan buat peserta didik itu sendiri, apalagi dalam lingkungan pembelajaran yang memiliki dasar pendidikan keagamaan termasuk di dalamnya asrama (Ma’had).  Maka dari itulah kita pembina atau orang yang bertanggung jawab dalam Ma’had diharapkan mampu membuat transformasi yang tepat untuk kemudian  menggabungkan berbagai elemen yang ada untuk mendapatkan proses pembelajaran yang baik dan dimengerti oleh penghuni asrama (Ma’had) itu sendiri. Maka  dalam proses pembelajaran, ada dua pilar yang seharusnya diketahui, yakni kewibawaan dan kecerdasan IQ, EQ, dan SQ. Kedua pilar tersebut mengangkat kelima dimensi belajar yaitu dimensi tahu, bisa, mau, biasa, dan ihklas dengan arah perwujudan paradigma pendidikan pada umunya (memuliakan kemanusiaan manusia) dan paradigma pembelajaran khususnya (dapat catat, dan tetap).[1]
Proses pembelajaran demikian itu merupakan proses aktif, transformatif, dan dinamis, serta mengasyikkan mahasiswa khususnya penghuni asrama/ Ma’had, serta benar-benar mengembangkan mahasiswa untuk dapat memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik dan mampu, serta mental juara yang tinggi dalam mencapai prestasi dalam sebuah pembelajaran.
sebagaimana diketahu bersama bahwa seorang muslim yang baik itu memiliki dorongan untuk memahami sesuatu.Orang yang tahu bagaimana menyusun jalan pikiran dan usaha langkah demi langkah yang terarah serta kerja keras untuk mencapai tujuan hidupnya adalah ciri dari muslim sejati.[2]
Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa penelitian tentang masalah dalam judul penelitian “Kepemimpinan Pembina Ma’had terhadap akhlak Mahasiswa asrama Stain Manado” teramat penting untuk di teliti.

B.       Rumusan dan Batasan Masalah
Dalampenelitianini, penulismencobamerumuskan dan membatasi masalah dalambentukpertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1.      Bagaimana Pengaruh kepemimpinan Pembina Ma’had terhadap akhlak Mahasiswaasrama STAIN Manado?
C.    TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan pembina Ma’had terhadap prestasi belajar mahasiswa.
D.       Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dan staf pegawai di STAIN Manado.
1.        Manfaat Akademis
Penelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Dasar-Dasar Kependidikan, Ilmu Pendidikan Islam, Psikologi Pendidikan, Metodologi Penelitian, Statistik Pendidikan. Sehingga dengan melakukan penelitian ini, diharapkan penulis dan semua pihak STAIN Manado pada umumnya dan penghuni Ma’had pada khususnya dapat lebih memahaminya.
2.        Manfaat dalam Implementasi atau Praktek
Penelitian ini memfokuskan kepada mahasiswa di STAIN Manado yang berdomisili di dalam asrama/ ma’hadsebagai objek penelitian, sehingga diharapkan seluruh mahasiswa atau pihak yang berkepentingan di asrama dan di STAIN Manado dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan pembelajaran yang baru untuk dapat mengkorelasikan  kepemimpinannya dengan cara pandang yang baik terhadap anak- anak mahasiswa sehingga prestasi belajar anak ma’haddanAkhlaknya dapat lebih menanjak lagi.












BAB II
LANDASAN TEORI

A.    Landasan Teori
Ma’had / asrama merupakan wadah atau salah satu sarana dan prasarana dalam memajukan kualitas dan kuantitas suatu pendidikan terkhusus pendidikan Islam. Karena itulah seharusnya pembina asrama/ ma’had ini mampu memberikan sebuah terobosan yang diminati dan bakal diikuti oleh penghuni ma’had sehingga prestasi belajar mereka juga dapat lebih berkembang dari sebelumnya. Karena, kita juga bisa lihat bersama dan menemukan sebuah kenyataan bahwa anak- anak asrama yang dari awalnya mendapat predikat alim dari teman- temannya ternyata malah sering juga bertindak dengan labil. Jika ditilik lebih lanjut, tak ada perbedaan antara mahasiswa penghuni ma’had dengan mahasiswa lainnya yang notabene merupakan anak kost- kost-an.
Ada beberapa hal yang kemudian menjadi landasan teori yang penulis ambil untuk menyempurnakan maksud dari penelitian ini,diantaranya :
1.      Kepemimpinan dengan Strategi Tindakan, Strategi tindakan pembina asrama hendaknya berkaitan dengan kurikulum STAIN sendiri, pendekatan belajar mengajar, struktur dan proses perencanaan, pemecahan masalah, pembuatan keputusan dan evaluasi, dan pendayagunaan berbagai layanan baik secara individual dan institusional.[3]
2.      Skala Isu, Kepemimpinan strategik pembina asrama juga ditunjukan oleh kemampuannya menetapkan prioritas isu- isu strategi pada tataran ini, pembina asrama dituntut harus aktif menyimak perkembangan global sehingga mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan/ atau ancaman yang mungkin muncul.[4]
3.      Kerjasama dan koordinasi, Pembina Ma’had diharapkan dapat melibatkan pihak- pihak lain terkait untuk menyusun prioritas isu yang ditangani. Walau perlu melibatkan banyak pihak, pertama- tama tugas ini dapat dipercayakan pada tim kecil yang kompeten untuk mempersiapkan rencana untuk tiap isu strategis.[5]
B. kepemimpinan
1.      Pengertian Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan pendidikan mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan” menerangkan dalam lapangan apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi sifat dan ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi: kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujaun (1993:81).[6]
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah “melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa saja yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, tidak akan ada pimpinan.
Seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi[7].

Kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.[8]
2.      Tipe Kepemimpinan
Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakuakn merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe (bentuk) kepemimpinan yang dijalankannya. Adapun gaya atau tipe kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe atau bentuk kepemimpinan yaitu:[9]
a.       Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan dikalangan guru.
b.      Kepemimpinan Laissez Faire
Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada personilnya.
Kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.
c.       Kepemimpinan Demokratis
Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai factor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-menghargai dan hormat-menghormati.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan.
d.      Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Kependidikan adalah proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan orang-orang dilembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk mewujudkan tugas tersebut seorang pemimpin harus mampu bekerjasama dengan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus tahu fungsi dan peranannya sebagai pemimpin. Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan menurut Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua yaitu[10]:
a)    Fungsi yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
      Pemimpin berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta menjelaskan supaya anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu.
      Pemimpin berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat memberi harapan baik.
      Pemimpin berfungsi membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.
      Pemimpin berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
b)   Fungsi yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
      Pemimpin berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.
      Pemimpin berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
      Pemimpin dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
2.  Syarat-Syarat Kepemimpinan Pendidikan Mengenai syarat-syarat kepemimpinan, Tead (1935:31-34)  dalam (Soekarna Indrafachrudin) bahwa syarat kepemimpinan pendidikan adalah:
a.       Memiliki kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.
b.      Berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai.
c.       Bersemangat
d.      Jujur
e.       Cakap dalam memberi bimbingan
f.       Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan
g.      Cerdas
h.      Cakap dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha mencapainya.
Keberhasilan seorang pemimpin akan terwujud apabila pemimpin tersebut memperlakukan orang lain atau bawahannya dengan baik, serta memberikan motivasi agar mereka menunjukan performance yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Menurut Hadari Nawawi (1983:81) kepemimpinan adalah kemampuan menggerakan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.[11]









BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Metodologi penilitian.
Penulis mengunakan metodologi penilitian dalam menaggapi secara progresif dan revitalisasi dari penilitian ilmiah ini, yaitu sebagai berikut:
1.      Lokasi penilitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di STAIN Manado dengan objek atau unit analisisnya adalah Mahasiswa penghuni Ma’had Putra dan putri.

2.     Metode penelitian yang terdiri dari:
a.       Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Penghuni Ma’had Putra dan putri STAIN Manado.

b.      Sampel
Adapun sampel dalam penelitian ini adalah perwakilan beberapa penghuni ma’had putra dan putri yakni ketua- ketua asrama dan 4 perwakilan asrama putri dan 4 perwakilan asrama putra.

c.       Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan angket.

d.      Teknik pengolahan data
Teknik mengolah data yang digunakan adalah teknik dengan perhitungan biasa, karena penelitian ini berupa penelitian kualitatif.





B.     Kisi-kisi penelitian

PETUNJUK PENGISIAN : Kepemimpinan pembina Ma’ had terhadap Akhlak Mahasiswa Asrama  STAIN Manado.
•Mohon angket ini di isi oleh bapak/ ibu/ sdr. Untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
• Berilah tanda silang (X)  pada huruf yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
1.      Apakah anda memilih untuk masuk di asrama Putra/ Putri STAIN Manado karena pilihan anda sendiri, karena anda yakin dengan tinggal di asrama, mereka mampu mengubah pribadi buruk anda?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
2.      Apakah anda memilih untuk masuk di asrama putra/ putri STAIN Manado karena paksaan orang tua, padahal anda sendiri tidak mau terkekang dan menginginkan kebebasan?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
3.      Ketika anda mengikuti proses pembelajaran di Ma’had Putra/Putri STAIN Manado, anda mengikutinya dengan penuh semangat, karena anda memang menyukai pembelajaran itu?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
4.      Ketika anda mengikuti proses pembelajaran di Ma’had Putra/ putri STAIN Manado, anda mengikutinya dengan acuh tak acuh karena memang anda tidak menyukai pembelajaran itu?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau


5.      Selama anda menetap di Ma’ had Putra/ putri STAIN Manado, apakah anda merasa pembina asrama telah merangkul secara keseluruhan diri anda?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
6.      Selama anda menetap di Ma’had Putra/ Putri STAIN Manado, apakah anda merasa pembina asrama terkesan membiarkan anda dan berlaku seolah terserah kita?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
7.      Selama anda menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado, anda merasa ada berupa Self Control yang kemudian dapat mengontrol pola tingkah laku anda?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
8.      Selama anda menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado, anda merasa sama sekali tidak  ada Self Control yang mengatur diri anda?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
9.      Tingkat ketakwaan anda semakin bertambah selama anda menetap di asrama Putra/ putri  STAIN Manado?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
10.  Tingkat ketakwaan anda tidak berubah, bahkan terasa menurun selama anda menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
11.  Prestasi dalam bidang akademik anda meningkat setelah anda menetap dan tinggal di asrama putra/ putri STAIN Manado?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
12.  Prestasi dalam bidang akademik anda menurun setelah menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
13.  Ketika anda menjadi penghuni Ma’ had  STAIN Manado, anda lebih banyak mendapatkan ilmu di organisasi- organisasi luar STAIN Manado dibandingkan di Ma’ had itu sendiri?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
14.  Ketika anda menjadi penghuni Ma’ had STAIN Manado, anda lebih banyak mendapatkan ilmu dari dalam ma’ had itu sendiri!
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
15.  Apakah pembina Ma’had Putra/Putri telah tegas memberikan sanksi atau punishment untuk penghuni ma’ had yang telah terbukti melakukan suatu tindak kesalahan?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau
16.  Apakah pembina Ma’had Putra/Putri telah tegas memberikan sanksi atau punishment untuk penghuni ma’ had yang telah terbukti melakukan suatu tindak kesalahan?
a.       Ya
b.      Tidak
c.       Tidak tau

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.    Hasil Penelitian
Lewat berbagai cara dan metode yang kita pakai untuk meneliti masalah tingkat prestasi mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado, kita dapat memberikan sebuah presentase hasil yang begitu baik dimana, sekitar 65% mahasiswa mempunyai prestasi akademik yang baik dan Balance dengan akhlakul karimah yang diterapkan dalam kehidupannya. Serta masih ada 35% mahasiswa penghuni ma’had yang nilai akademiknya cukup baik  namun belum sepenuhnya menerapkan sikap dan akhlak Islam yang baik untuk dicontohi dalam kehidupan kita.
Jika kita melihat dari sisi keilmuan, keilmuan dari mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri memang rata- rata sudah cukup baik. Namun, prestasi keilmuan yang baik itu, tidak dibarengi dengan akhlakul karimah yang baik pula. Di asrama sendiri kita masih sering melihat dnmendengartentangkasuspencurian, pertentangan yang bahkan pembina asrama sendiri tidak mengetahui hal itu, sehingga pertentangan dan perkelahiansertapencurian ini coba diredam dan disembunyikan serta masing-masing pihak berusaha saling memaafkan satu sama lain. Inilah kenyataannya, seharusnya pembina asrama juga ikut mengkoordinir dan hidup bersama dengan anak asrama sehingga kejanggalan seperti itu dapat teratasi serta,dapat memberikan suriteladanyang pantas bagi penghuni ma’ had yang seperti itu.
Selain itu pula, seperti yang kita tau bersama, masih ada sekitar 70% anak asrama yang masih canggung untuk maju kedepan memberikan aspirasi atau bahkan ilmu, bahkan hal ini juga bukan hanya berlaku bagi penghuni semester bawah melainkan penghuni yang notabenenya adalah mahasiswa tingkat atas juga masih terkesan sangat pemalu untuk tampil kedepan.  Ini juga yang harus diusahakan, karena kita adalah agen perubahan masa depan, bagaimana masa depan bisa berubah sedangkan memberi aspirasi saja kita sulit.
Sampai saat inipun beberapa mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri, terpaksa masuk asrama STAIN karena paksaan orang tua, dari awalnya penghuni ma’had tersebut mempunyai keinginan untuk bebas, tapi setelah di asrama ia dipaksa untuk mengikuti aturan serta proses pembelajaran di dalam asrama. Dari sinilah kemudian muncul kerusakan di tatanan ma’had itu sendiri. Sosok mahasiswa ma’had STAIN yang secara harfiah dikenal religius dan akhlakul karimah, justru tercoreng dengan ulah beberapa mahasiswa yang secara sadar tidak mau mengikuti peraturan yang berlaku dan terkesan “terserah gue”. Karena, ketidak inginannya untuk mengikuti norma- norma agama yang berlaku di Ma’had STAIN Manado inilah bukan hanya nama ma’had, dan STAIN Manado saja yang tercoreng melainkan nama Islam pun benar- benar tercoreng karena ini.
Ini yang kemudian merupakan masukan juga buat pembina asrama STAIN Manado untuk selain memberlakukan pembelajaran berbasis intelektual juga seharusnya memberi pembelajaran dengan basis emosional dan spiritual, agar mahasiswa kita tidak hanya pandai secara intelektual melainkan pandai juga secara emosi dan spiritsehinggamembentukakhlak yang Mulia.
Bukankah kita benar- benar ingin agar Islam menjadi kiblat buat pendidikan Islam kita? Bagaimana pendidikan Islam bisa baik jika unit kecil berupa ma’had saja tidak mampu ditanggulangi? Mari kita buka mata dan berubah walau perlahan. Jangan hanya intelektual saja yang kita sempurnakan melainkan dari segi emosi dan spirit juga harus kita tingkatkan mulai sekarang. Jika tidak dari sekarang, kapan lagi kita bisa berbenah. Islam memang pada dasarnya masuk akal, namun jangan mengakal- akali Islam. 

B.     Pembuktian penelitian
Jika kita mengkritisi, bahkan yang kita kritisi itu merupakan hal yang dinilai buruk dimata masyarakat. Maka akan lebih Afdal jika kita mencantumkan pembuktian dari penelitian yang kita buat, agar semua pihak tidak menilai penelitian kita cacat karena sumber yang kita ambil adalah asal- asalan.
Sumber yang kemudian menjadi bukti penelitian saya adalah mahasiswa- mahasiswi penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri yang masih aktif, karena ada juga beberapa penghuni ma’had yang nonaktif, sumber yang penulis ambil merupakan representasi yang seimbang antara kedua pihak, yaitu 5 orang dari asrama putra, dan 5 orang pula dari asrama putri. Diharapkan dari pembuktian ini kita juga bisa lebih membenahi diri dan lebih memperkuat kinerja dan usaha kita, bukan hanya mengusahakan intelektual semata, namun juga mengusahakan dalam segi emosi dan spiritsertaakhlak yang mulia.
Berikut ini, merupakan bukti dari penelitian yang saya lakukan terhadap mahasiswa- mahasiswi STAIN Manado itu sendiri. 


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Jika kita melihat dari sisi keilmuan, keilmuan dari mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri memang rata- rata sudah cukup baik. Namun, prestasi keilmuan yang baik itu, tidak dibarengi dengan akhlakul karimah yang baik pula. Di asrama sendiri kita masih sering melihat perkelahiandanpencurian, pertentangan yang bahkan pembina asrama sendiri tidak mengetahui hal itu, sehingga pertentangan dan perkelahian ini coba diredam dan disembunyikan serta masing-masing pihak berusaha saling memaafkan satu sama lain. Inilah kenyataannya, seharusnya pembina asrama juga ikut mengkoordinir dan hidup bersama dengan anak asrama sehingga kejanggalan seperti itu dapat teratasi serta,dapat memberikan suriteladanyang pantas bagi penghuni ma’ had yang seperti itu.
Selain itu pula, seperti yang kita tau bersama, masih ada sekitar 70% anak asrama yang masih canggung untuk maju kedepan memberikan aspirasi atau bahkan ilmu, bahkan hal ini juga bukan hanya berlaku bagi penghuni semester bawah melainkan penghuni yang notabenenya adalah mahasiswa tingkat atas juga masih terkesan sangat pemalu untuk tampil kedepan.  Ini juga yang harus diusahakan, karena kita adalah agen perubahan masa depan, bagaimana masa depan bisa berubah sedangkan memberi aspirasi saja kita sulit.
Sampai saat inipun beberapa mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri, terpaksa masuk asrama STAIN karena paksaan orang tua, dari awalnya penghuni ma’had tersebut mempunyai keinginan untuk bebas, tapi setelah di asrama ia dipaksa untuk mengikuti aturan serta proses pembelajaran di dalam asrama. Dari sinilah kemudian muncul kerusakan di tatanan ma’had itu sendiri. Sosok mahasiswa ma’had STAIN yang secara harfiah dikenal religius dan akhlakul karimah, justru tercoreng dengan ulah beberapa mahasiswa yang secara sadar tidak mau mengikuti peraturan yang berlaku dan terkesan “terserah gue”. Karena, ketidak inginannya untuk mengikuti norma- norma agama yang berlaku di Ma’had STAIN Manado inilah bukan hanya nama ma’had, dan STAIN Manado saja yang tercoreng melainkan nama Islam pun benar- benar tercoreng karena ini.



DAFTAR PUSTAKA

Masyhud, Sulthon. Manajemen Pondok Pesantren. (Jakarta : Diva Pustaka, 2003).
Prayitno dan Belferik, Manullang. PendidikanKarakterdalamPembangunanBangsa (Cet; I. Jakarta: 2011).
Surya, Hendra. Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.(Cet. I; Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo).




[1] Prayitno dan Belferik Manullang, PendidikanKarakterdalamPembangunanBangsa (Cet; I. Jakarta: 2011 ), h. 159-160.
[2] Hendra Surya, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, (Cet. I; Jakarta: PT. Elex Media Kompotindo),  h. 44.

[3] Sulthon Masyhud, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), h. 30.

[4] Ibid, h. 30.

[5]Ibid, h. 31.
[9].ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar