TUGAS PENELITIAN
“Kepemimpinan Pembina
Ma’had terhadap akhlak Mahasiswa asrama stain manado”
Disusun guna memenuhi
tugas UAS semester
pada mata kuliah Metode
Penelitian
Dosen Pengampu:
Sahari, M. Pd. I.
Junaidi
Disusun oleh:
Rudini Harto madjirung
(NIM : 11. 2.3. 012)
Tarbiyah/PAI 1
Semester IV

SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) MANAD0 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana diketahui bersama, lingkungan belajar merupakan suatu faktor
kunci yang menentukan lancar tidaknya proses belajar mengajar demi mencapai
prestasi yang membanggakan buat peserta didik itu sendiri, apalagi dalam
lingkungan pembelajaran yang memiliki dasar pendidikan keagamaan termasuk di
dalamnya asrama (Ma’had). Maka dari itulah kita pembina atau orang yang
bertanggung jawab dalam Ma’had diharapkan mampu membuat transformasi yang tepat
untuk kemudian menggabungkan berbagai elemen yang ada untuk mendapatkan
proses pembelajaran yang baik dan dimengerti oleh penghuni asrama (Ma’had) itu
sendiri. Maka dalam proses pembelajaran, ada dua pilar yang seharusnya
diketahui, yakni kewibawaan dan kecerdasan IQ, EQ, dan SQ. Kedua pilar tersebut
mengangkat kelima dimensi belajar yaitu dimensi tahu, bisa, mau, biasa, dan
ihklas dengan arah perwujudan paradigma pendidikan pada umunya (memuliakan
kemanusiaan manusia) dan paradigma pembelajaran khususnya (dapat catat, dan
tetap).[1]
Proses pembelajaran
demikian itu merupakan proses aktif, transformatif, dan dinamis, serta
mengasyikkan mahasiswa khususnya penghuni asrama/ Ma’had, serta benar-benar
mengembangkan mahasiswa untuk dapat memiliki IQ, EQ, dan SQ yang baik dan
mampu, serta mental juara yang tinggi dalam mencapai prestasi dalam sebuah
pembelajaran.
sebagaimana diketahu
bersama bahwa seorang muslim yang baik itu memiliki dorongan untuk memahami
sesuatu.Orang yang tahu bagaimana menyusun jalan pikiran dan usaha langkah demi
langkah yang terarah serta kerja keras untuk mencapai tujuan hidupnya adalah
ciri dari muslim sejati.[2]
Oleh karena itu peneliti menganggap bahwa penelitian tentang masalah dalam judul
penelitian “Kepemimpinan Pembina Ma’had terhadap akhlak Mahasiswa asrama Stain
Manado” teramat penting untuk di teliti.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
Dalampenelitianini, penulismencobamerumuskan dan membatasi masalah dalambentukpertanyaan, yaitu sebagai berikut:
1.
Bagaimana Pengaruh kepemimpinan Pembina Ma’had terhadap akhlak Mahasiswaasrama
STAIN Manado?
C. TujuanPenelitian
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kepemimpinan pembina Ma’had terhadap
prestasi belajar mahasiswa.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian yang penulis
lakukan ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi mahasiswa, dosen, dan staf
pegawai di STAIN Manado.
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini erat
hubungannya dengan mata kuliah Dasar-Dasar Kependidikan, Ilmu Pendidikan Islam,
Psikologi Pendidikan, Metodologi Penelitian, Statistik Pendidikan. Sehingga
dengan melakukan penelitian ini, diharapkan penulis dan semua pihak STAIN Manado
pada umumnya dan penghuni Ma’had pada khususnya dapat lebih memahaminya.
2. Manfaat dalam Implementasi atau Praktek
Penelitian ini memfokuskan
kepada mahasiswa di STAIN Manado yang berdomisili di dalam asrama/
ma’hadsebagai objek penelitian, sehingga diharapkan seluruh mahasiswa atau
pihak yang berkepentingan di asrama dan di STAIN Manado dapat menggunakan hasil
penelitian ini sebagai bahan pembelajaran yang baru untuk dapat
mengkorelasikan kepemimpinannya dengan cara pandang yang baik terhadap
anak- anak mahasiswa sehingga prestasi belajar anak ma’haddanAkhlaknya dapat lebih menanjak lagi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Landasan Teori
Ma’had / asrama merupakan
wadah atau salah satu sarana dan prasarana dalam memajukan kualitas dan kuantitas
suatu pendidikan terkhusus pendidikan Islam. Karena itulah seharusnya pembina
asrama/ ma’had ini mampu memberikan sebuah terobosan yang diminati dan bakal
diikuti oleh penghuni ma’had sehingga prestasi belajar mereka juga dapat lebih
berkembang dari sebelumnya. Karena, kita juga bisa lihat bersama dan menemukan
sebuah kenyataan bahwa anak- anak asrama yang dari awalnya mendapat predikat
alim dari teman- temannya ternyata malah sering juga bertindak dengan labil.
Jika ditilik lebih lanjut, tak ada perbedaan antara mahasiswa penghuni ma’had
dengan mahasiswa lainnya yang notabene merupakan anak kost- kost-an.
Ada beberapa hal yang
kemudian menjadi landasan teori yang penulis ambil untuk menyempurnakan maksud
dari penelitian ini,diantaranya :
1.
Kepemimpinan dengan Strategi Tindakan, Strategi tindakan pembina asrama
hendaknya berkaitan dengan kurikulum STAIN sendiri, pendekatan belajar
mengajar, struktur dan proses perencanaan, pemecahan masalah, pembuatan
keputusan dan evaluasi, dan pendayagunaan berbagai layanan baik secara
individual dan institusional.[3]
2.
Skala Isu, Kepemimpinan strategik pembina asrama juga ditunjukan oleh
kemampuannya menetapkan prioritas isu- isu strategi pada tataran ini, pembina
asrama dituntut harus aktif menyimak perkembangan global sehingga mampu
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan/ atau ancaman yang mungkin
muncul.[4]
3.
Kerjasama dan koordinasi, Pembina Ma’had diharapkan dapat melibatkan pihak-
pihak lain terkait untuk menyusun prioritas isu yang ditangani. Walau perlu
melibatkan banyak pihak, pertama- tama tugas ini dapat dipercayakan pada tim
kecil yang kompeten untuk mempersiapkan rencana untuk tiap isu strategis.[5]
B. kepemimpinan
1. Pengertian
Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan pendidikan
mengandung dua pengertian dimana kata “pendidikan” menerangkan dalam lapangan
apa dan dimana kepemimpinan itu berlangsung, dan sekaligus menjadi sifat dan
ciri-ciri bagaimana yang harus dimilki pemimpin itu. Menurut Hadari Nawawi:
kepemimpinan adalah kemampuan menggerakkan, memberikan motivasi dan
mempengaruhi orang-orang agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah
pada pencapaian tujaun (1993:81).[6]
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau
memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah
“melakukanya dalam kerja” dengan praktik seperti pemagangan pada seorang senima
ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai
bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan
sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam
menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai
tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan
kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan
apa saja yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing and directing
meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and
loyal cooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah
seni untuk mempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untuk
memperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secara royal untuk
menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.
Kepemimpinan berarti
melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers).
Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari
pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan,
tidak akan ada pimpinan.
Seorang pemimpin yang
efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower)
mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Para
pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang
berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi[7].
Kepemimpinan harus
memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap
bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance),
keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan
pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk
meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi.[8]
2. Tipe
Kepemimpinan
Dalam upaya
menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang
terarah pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara.
Cara yang ia lakuakn merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe
(bentuk) kepemimpinan yang dijalankannya. Adapun gaya atau tipe
kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe atau bentuk
kepemimpinan yaitu:[9]
a. Kepemimpinan
Otoriter
Kepemimpinan otoriter
adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota
kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa
yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai
penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada
kekuasaanya. Ia menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan
kepemimpinannya. Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan
dikalangan guru.
b. Kepemimpinan
Laissez Faire
Bentuk kepemimpinan ini
merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan laissez
faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang
menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan
kepada personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan
tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada
personilnya.
Kepemimpinan Laissez
Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan
laissez faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah,
perwujudan kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang
akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.
c. Kepemimpinan
Demokratis
Bentuk kepemimpinan
demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai factor utama dan
terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau
bawahannya diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling
harga-menghargai dan hormat-menghormati.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan.
d. Fungsi
Kepemimpinan Pendidikan
Kependidikan adalah
proses menggerakkan, mempengaruhi, memberikan motivasi dan mengarahkan
orang-orang dilembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Untuk mewujudkan tugas tersebut seorang pemimpin harus mampu
bekerjasama dengan orang yang dipimpinnya. Seorang pemimpin harus tahu fungsi
dan peranannya sebagai pemimpin. Adapun fungsi kepemimpinan pendidikan menurut
Soekarto Indrafachrudi (1993:33) adalah pada dasarnya dapat dibagai menjadi dua
yaitu[10]:
a) Fungsi
yang bertalian dengan tujuan yang hendak dicapai
Pemimpin
berfungsi memikirkan dan merumuskan dengan teliti tujuan kelompok serta
menjelaskan supaya anggota dapat berkerjasama mencapai tujuan itu.
Pemimpin
berfungsi memberi dorongan kepada anggota-anggota kelompok untuk menganalisis
situasi supaya dapat dirumuskan rencana kegiatan kepemimpinan yang dapat
memberi harapan baik.
Pemimpin
berfungsi membantu anggota kelompok dalam memberikan keterangan yang perlu
supaya dapat mengadakan pertimbangan yang sehat.
Pemimpin
berfungsi menggunakan kesempatan dan minat khusus anggota kelompok.
b) Fungsi
yang bertalian dengan suasana pekerjaan yang sehat dan menyenangkan
Pemimpin
berfungsi memupuk dan memelihara kebersamaan di dalam kelompok.
Pemimpin
berfungsi mengusahakan suatu tempat bekerja yang menyenangkan, sehingga dapat
dipupuk kegembiraan dan semangat bekerja dalam pelaksanaan tugas.
Pemimpin
dapat menanamkan dan memupuk perasaan para anggota bahwa mereka termasuk dalam
kelompok dan merupakan bagian dari kelompok.
2. Syarat-Syarat
Kepemimpinan Pendidikan Mengenai syarat-syarat kepemimpinan, Tead (1935:31-34) dalam (Soekarna Indrafachrudin) bahwa syarat
kepemimpinan pendidikan adalah:
a. Memiliki
kesehatan jasmaniah dan rohaniah yang baik.
b. Berpegang
teguh pada tujuan yang hendak dicapai.
c. Bersemangat
d. Jujur
e. Cakap
dalam memberi bimbingan
f. Cepat
serta bijaksana dalam mengambil keputusan
g. Cerdas
h. Cakap
dalam hal mengajar dan menaruh kepercayaan kepada yang baik dan berusaha
mencapainya.
Keberhasilan seorang
pemimpin akan terwujud apabila pemimpin tersebut memperlakukan orang lain atau
bawahannya dengan baik, serta memberikan motivasi agar mereka menunjukan performance yang
tinggi dalam melaksanakan tugas. Menurut Hadari Nawawi (1983:81) kepemimpinan
adalah kemampuan menggerakan, memberikan motivasi dan mempengaruhi orang-orang
agar bersedia melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan
melalui keberanian mengambil keputusan tentang kegiatan yang harus dilakukan.[11]
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Metodologi penilitian.
Penulis mengunakan
metodologi penilitian dalam menaggapi secara progresif dan revitalisasi dari
penilitian ilmiah ini, yaitu sebagai berikut:
1.
Lokasi penilitian
Lokasi penelitian ini
dilaksanakan di STAIN Manado dengan objek atau unit analisisnya adalah
Mahasiswa penghuni Ma’had Putra dan putri.
2. Metode penelitian yang terdiri dari:
a.
Populasi
Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh Mahasiswa Penghuni Ma’had Putra dan putri STAIN Manado.
b.
Sampel
Adapun sampel dalam
penelitian ini adalah perwakilan beberapa penghuni ma’had putra dan putri yakni
ketua- ketua asrama dan 4 perwakilan asrama putri dan 4 perwakilan asrama
putra.
c.
Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian ini
pengumpulan data dilakukan dengan angket.
d.
Teknik pengolahan data
Teknik mengolah data yang
digunakan adalah teknik dengan perhitungan biasa, karena penelitian ini berupa
penelitian kualitatif.
B.
Kisi-kisi penelitian
PETUNJUK PENGISIAN :
Kepemimpinan pembina Ma’ had terhadap Akhlak Mahasiswa Asrama STAIN Manado.
•Mohon angket ini di isi
oleh bapak/ ibu/ sdr. Untuk menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
• Berilah tanda silang
(X) pada huruf yang tersedia dan pilih sesuai keadaan yang sebenarnya.
1.
Apakah anda memilih untuk masuk di asrama Putra/ Putri STAIN Manado karena
pilihan anda sendiri, karena anda yakin dengan tinggal di asrama, mereka mampu
mengubah pribadi buruk anda?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
2.
Apakah anda memilih untuk masuk di asrama putra/ putri STAIN Manado karena
paksaan orang tua, padahal anda sendiri tidak mau terkekang dan menginginkan
kebebasan?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
3.
Ketika anda mengikuti proses pembelajaran di Ma’had Putra/Putri STAIN
Manado, anda mengikutinya dengan penuh semangat, karena anda memang menyukai
pembelajaran itu?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
4.
Ketika anda mengikuti proses pembelajaran di Ma’had Putra/ putri STAIN
Manado, anda mengikutinya dengan acuh tak acuh karena memang anda tidak
menyukai pembelajaran itu?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
5.
Selama anda menetap di Ma’ had Putra/ putri STAIN Manado, apakah anda
merasa pembina asrama telah merangkul secara keseluruhan diri anda?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
6.
Selama anda menetap di Ma’had Putra/ Putri STAIN Manado, apakah anda merasa
pembina asrama terkesan membiarkan anda dan berlaku seolah terserah kita?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
7.
Selama anda menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado, anda merasa ada
berupa Self Control yang kemudian dapat mengontrol pola tingkah laku
anda?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
8.
Selama anda menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado, anda merasa sama
sekali tidak ada Self Control yang mengatur diri anda?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
9.
Tingkat ketakwaan anda semakin bertambah selama anda menetap di asrama
Putra/ putri STAIN Manado?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
10.
Tingkat ketakwaan anda tidak berubah, bahkan terasa menurun selama anda
menetap di asrama putra/ putri STAIN Manado?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
11.
Prestasi dalam bidang akademik anda meningkat setelah anda menetap dan
tinggal di asrama putra/ putri STAIN Manado?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
12.
Prestasi dalam bidang akademik anda menurun setelah menetap di asrama
putra/ putri STAIN Manado?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
13.
Ketika anda menjadi penghuni Ma’ had STAIN Manado, anda lebih banyak
mendapatkan ilmu di organisasi- organisasi luar STAIN Manado dibandingkan di
Ma’ had itu sendiri?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
14.
Ketika anda menjadi penghuni Ma’ had STAIN Manado, anda lebih banyak
mendapatkan ilmu dari dalam ma’ had itu sendiri!
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
15.
Apakah pembina Ma’had Putra/Putri telah tegas memberikan sanksi atau
punishment untuk penghuni ma’ had yang telah terbukti melakukan suatu tindak
kesalahan?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
16.
Apakah pembina Ma’had Putra/Putri telah tegas memberikan sanksi atau
punishment untuk penghuni ma’ had yang telah terbukti melakukan suatu tindak
kesalahan?
a.
Ya
b.
Tidak
c.
Tidak tau
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Hasil Penelitian
Lewat berbagai cara dan
metode yang kita pakai untuk meneliti masalah tingkat prestasi mahasiswa
penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado, kita dapat memberikan sebuah
presentase hasil yang begitu baik dimana, sekitar 65% mahasiswa mempunyai
prestasi akademik yang baik dan Balance dengan akhlakul karimah yang
diterapkan dalam kehidupannya. Serta masih ada 35% mahasiswa penghuni ma’had
yang nilai akademiknya cukup baik namun belum sepenuhnya menerapkan sikap
dan akhlak Islam yang baik untuk dicontohi dalam kehidupan kita.
Jika kita melihat dari
sisi keilmuan, keilmuan dari mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN
Manado sendiri memang rata- rata sudah cukup baik. Namun, prestasi keilmuan
yang baik itu, tidak dibarengi dengan akhlakul karimah yang baik pula. Di
asrama sendiri kita masih sering melihat dnmendengartentangkasuspencurian, pertentangan yang bahkan pembina asrama sendiri tidak mengetahui hal itu,
sehingga pertentangan dan perkelahiansertapencurian ini coba diredam dan disembunyikan serta masing-masing pihak berusaha
saling memaafkan satu sama lain. Inilah kenyataannya, seharusnya pembina asrama
juga ikut mengkoordinir dan hidup bersama dengan anak asrama sehingga
kejanggalan seperti itu dapat teratasi serta,dapat memberikan suriteladanyang pantas bagi penghuni ma’ had yang seperti itu.
Selain itu pula, seperti
yang kita tau bersama, masih ada sekitar 70% anak asrama yang masih canggung
untuk maju kedepan memberikan aspirasi atau bahkan ilmu, bahkan hal ini juga
bukan hanya berlaku bagi penghuni semester bawah melainkan penghuni yang
notabenenya adalah mahasiswa tingkat atas juga masih terkesan sangat pemalu
untuk tampil kedepan. Ini juga yang harus diusahakan, karena kita adalah
agen perubahan masa depan, bagaimana masa depan bisa berubah sedangkan memberi
aspirasi saja kita sulit.
Sampai saat inipun
beberapa mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri,
terpaksa masuk asrama STAIN karena paksaan orang tua, dari awalnya penghuni
ma’had tersebut mempunyai keinginan untuk bebas, tapi setelah di asrama ia
dipaksa untuk mengikuti aturan serta proses pembelajaran di dalam asrama. Dari
sinilah kemudian muncul kerusakan di tatanan ma’had itu sendiri. Sosok
mahasiswa ma’had STAIN yang secara harfiah dikenal religius dan akhlakul
karimah, justru tercoreng dengan ulah beberapa mahasiswa yang secara sadar
tidak mau mengikuti peraturan yang berlaku dan terkesan “terserah gue”.
Karena, ketidak inginannya untuk mengikuti norma- norma agama yang berlaku di
Ma’had STAIN Manado inilah bukan hanya nama ma’had, dan STAIN Manado saja yang
tercoreng melainkan nama Islam pun benar- benar tercoreng karena ini.
Ini yang kemudian merupakan masukan juga buat pembina asrama STAIN Manado untuk selain memberlakukan pembelajaran berbasis intelektual juga seharusnya
memberi pembelajaran dengan basis emosional dan spiritual, agar mahasiswa kita
tidak hanya pandai secara intelektual melainkan pandai juga secara emosi dan
spiritsehinggamembentukakhlak
yang Mulia.
Bukankah kita benar- benar
ingin agar Islam menjadi kiblat buat pendidikan Islam kita? Bagaimana
pendidikan Islam bisa baik jika unit kecil berupa ma’had saja tidak mampu
ditanggulangi? Mari kita buka mata dan berubah walau perlahan. Jangan hanya
intelektual saja yang kita sempurnakan melainkan dari segi emosi dan spirit
juga harus kita tingkatkan mulai sekarang. Jika tidak dari sekarang, kapan lagi
kita bisa berbenah. Islam memang pada dasarnya masuk akal, namun jangan
mengakal- akali Islam.
B.
Pembuktian penelitian
Jika kita mengkritisi,
bahkan yang kita kritisi itu merupakan hal yang dinilai buruk dimata
masyarakat. Maka akan lebih Afdal jika kita mencantumkan pembuktian dari
penelitian yang kita buat, agar semua pihak tidak menilai penelitian kita cacat
karena sumber yang kita ambil adalah asal- asalan.
Sumber yang kemudian
menjadi bukti penelitian saya adalah mahasiswa- mahasiswi penghuni ma’had putra
dan putri STAIN Manado sendiri yang masih aktif, karena ada juga beberapa
penghuni ma’had yang nonaktif, sumber yang penulis ambil merupakan representasi
yang seimbang antara kedua pihak, yaitu 5 orang dari asrama putra, dan 5 orang
pula dari asrama putri. Diharapkan dari pembuktian ini kita juga bisa lebih
membenahi diri dan lebih memperkuat kinerja dan usaha kita, bukan hanya
mengusahakan intelektual semata, namun juga mengusahakan dalam segi emosi dan
spiritsertaakhlak
yang mulia.
Berikut ini, merupakan
bukti dari penelitian yang saya lakukan terhadap mahasiswa- mahasiswi STAIN
Manado itu sendiri.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Jika kita melihat dari sisi keilmuan, keilmuan dari mahasiswa penghuni
ma’had putra dan putri STAIN Manado sendiri memang rata- rata sudah cukup baik.
Namun, prestasi keilmuan yang baik itu, tidak dibarengi dengan akhlakul karimah
yang baik pula. Di asrama sendiri kita masih sering melihat perkelahiandanpencurian, pertentangan yang bahkan pembina asrama sendiri tidak mengetahui hal itu,
sehingga pertentangan dan perkelahian ini coba diredam dan disembunyikan serta
masing-masing pihak berusaha saling memaafkan satu sama lain. Inilah
kenyataannya, seharusnya pembina asrama juga ikut mengkoordinir dan hidup
bersama dengan anak asrama sehingga kejanggalan seperti itu dapat teratasi
serta,dapat memberikan suriteladanyang pantas bagi penghuni ma’ had yang seperti itu.
Selain itu pula, seperti yang kita tau bersama, masih ada sekitar 70% anak
asrama yang masih canggung untuk maju kedepan memberikan aspirasi atau bahkan
ilmu, bahkan hal ini juga bukan hanya berlaku bagi penghuni semester bawah
melainkan penghuni yang notabenenya adalah mahasiswa tingkat atas juga masih
terkesan sangat pemalu untuk tampil kedepan. Ini juga yang harus
diusahakan, karena kita adalah agen perubahan masa depan, bagaimana masa depan
bisa berubah sedangkan memberi aspirasi saja kita sulit.
Sampai saat inipun beberapa mahasiswa penghuni ma’had putra dan putri STAIN
Manado sendiri, terpaksa masuk asrama STAIN karena paksaan orang tua, dari
awalnya penghuni ma’had tersebut mempunyai keinginan untuk bebas, tapi setelah
di asrama ia dipaksa untuk mengikuti aturan serta proses pembelajaran di dalam
asrama. Dari sinilah kemudian muncul kerusakan di tatanan ma’had itu sendiri.
Sosok mahasiswa ma’had STAIN yang secara harfiah dikenal religius dan akhlakul
karimah, justru tercoreng dengan ulah beberapa mahasiswa yang secara sadar
tidak mau mengikuti peraturan yang berlaku dan terkesan “terserah gue”.
Karena, ketidak inginannya untuk mengikuti norma- norma agama yang berlaku di
Ma’had STAIN Manado inilah bukan hanya nama ma’had, dan STAIN Manado saja yang
tercoreng melainkan nama Islam pun benar- benar tercoreng karena ini.
DAFTAR PUSTAKA
Masyhud, Sulthon. Manajemen Pondok Pesantren. (Jakarta : Diva
Pustaka, 2003).
Prayitno dan Belferik, Manullang. PendidikanKarakterdalamPembangunanBangsa
(Cet; I. Jakarta: 2011).
Surya, Hendra. Strategi
Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.(Cet. I; Jakarta: PT. Elex Media
Kompotindo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar